- cerita ini adalah sebuah karangan belaka
- Adegan di cerita ini berbahya untuk di tiru
- Tolong Yang punya riwayat penyakit jantung di sarankan tidak membaca cerita ini
- yang mau pasang iklan bisa hubungi admin dengan cara berkomentar...admin akan segera membalas nya....
Daftar Isi:
I. Perjuangan
II. Duel Maut Alok Vs K
III. Kapela si medic
IV. Napsu Alok
V. Tragedi
VI. Keciduk
I. Perjuangan
Cerita ini dimulai di sebuah daerah konflik yang dikenal sebagai Bermuda. Perang berkecamuk tanpa henti, dan di tengah medan tempur itu, seorang prajurit bernama Alok berjuang mati-matian. Hari itu, nasib mempertemukannya dengan seorang musuh yang luar biasa kuat, yang dikenal hanya dengan nama K.
K: Alok kamu adalah musuh ku ayo kita bertarung, aku lah yang akan menang dan menahlukan bermuda.
Alok: well!!! wel!!!
II. Duel Maut "Alok Vs K"
Pertarungan sengit terjadi di tengah puing-puing kota bermuda yang hancur. Alok yang tangguh berhadapan dengan K, musuh yang tidak hanya lihai, tetapi juga memiliki senjata yang sangat mematikan: AK-47 Flame Draco. Mereka bertarung dengan segala kemampuan yang mereka miliki, namun kekuatan K tampak tidak bisa ditandingi.
K: "Alok, kau pikir bisa melawanku? Senjata ini akan membakarmu hingga habis!"
Alok: "Aku tidak akan menyerah semudah itu, K!"
Namun, dalam sekejap, K menembakkan peluru-peluru apinya yang menyala, menghantam Alok dan menyebabkan luka-luka parah. Terpaksa, Alok mundur dan melarikan diri menuju sebuah rumah kosong yang terbengkalai.
III. Kapela Si Medic
Di dalam rumah kosong itu, Alok berusaha mengobati dirinya sendiri. Luka-lukanya terlalu parah untuk diabaikan, dan dia tahu dia butuh bantuan. Saat itulah dia mendengar suara langkah kaki ringan. Ternyata, dia tidak sendirian.
Kapela: "Siapa di sana? Apakah kamu terluka?"
Alok menoleh dan melihat seorang wanita muda bernama Kapela. Dia adalah anggota tim medis yang bekerja dengan negaranya, dan tanpa ragu, dia segera membantu Alok mengobati luka-lukanya.
IV. Nafsu Alok
Kapela bekerja dengan cekatan, membersihkan dan merawat luka-luka Alok. Suasana di dalam rumah itu berubah tegang, tapi bukan hanya karena pertempuran di luar. Ada ketegangan yang lain, yang lebih pribadi.
Kapela: "Alok, kau harus tenang. Aku akan membuatmu sembuh."
Namun, di tengah proses penyembuhan itu, sesuatu yang lain mulai menguasai Alok. Rasa napsu alok terhadap medic itu mulai membakar dalam dirinya, dan dia tak bisa lagi menahan diri lagi.
V. Tragedi
Alok: (dengan suara rendah) "Kapela..."
Alok mulai meraba bibir kapela dengan napsu yang luar biasa dan memegang kapela dengan erat
Mata mereka bertemu, dan dalam sekejap, ketegangan itu berubah menjadi sesuatu yang lebih liar. Alok menarik Kapela ke dalam dekapannya, dan dalam sekejap, mereka terjerat dalam gelombang hasrat yang tak terkendali. Kapela yang tidak bisa melalukan apa2 dan mereka saling menjatuhkan kendali, membiarkan insting mengambil alih.
Di tengah perang yang bergejolak di luar, di dalam rumah kosong itu, mereka berjuang dalam pertempuran mereka sendiri. Tubuh mereka beradu dengan ganas, melepaskan segala penat dan ketakutan dalam ledakan hasrat yang brutal.
VI. Keciduk
Saat Alok dan Kapela tenggelam dalam hasrat mereka, sebuah bayangan gelap melintas di jendela. K, yang sedang mencari alok, menyaksikan semuanya dengan mata penuh kebencian. Kapela, tunangan yang dia cintai, terlibat dalam hubungan terlarang dengan musuhnya.
K: (berbisik dengan marah) "Kapela... Bagaimana kau bisa?"
Dengan kemarahan yang membara, K melompat ke jendela dan masuk ke dalam rumah dengan senjata ak 47 flame draco yang membara di tanganya. Alok dan Kapela terkejut, tetapi tidak punya banyak waktu untuk bereaksi. K menghampiri mereka dengan langkah berat, wajahnya merah padam oleh amarah.
K: "Alok, kau berani menyentuh tunanganku? Kau akan membayar mahal untuk ini!"
Alok: "Apa? Tunangan mu?"
Kapela: "K, aku bisa jelaskan..."
Tapi K tidak mendengarkan. Dengan kemarahan yang tidak terkendali, dia mengarahkan AK-47 Flame Draco ke arah Alok. Namun, sebelum dia bisa menembak, Alok langsung mengeluarkan glowall yang di milikinya dengan cepat sehingga dia bisa menangkis peluru dari K.
Kapela: "K, hentikan! Kita bisa menyelesaikan ini tanpa kekerasan!"
K: "Menepi, Kapela! Dia harus membayar!"
Penutup
Cinta dan kepercayaan yang dulu ada di antara mereka kini berubah menjadi kebencian dan pengkhianatan. Dalam sebuah momen yang penuh dengan ketegangan dan kemarahan, mereka bertiga terlibat dalam pertempuran terakhir yang akan menentukan nasib mereka.